Rabu, 21 Juni 2017

Operasional Pabrik Hulu Krakatau Steel Terkendala Harga Gas

Operasional Pabrik Hulu Krakatau Steel Terkendala Harga Gas

Duniaindustri.com (Mei 2017) – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menunda pengoperasian tiga pabrik hulu seperti pabrik besi spons (sponge iron), pabrik baja lembaran setengah jadi (slab), dan pabrik baja setengah jadi (billet) akibat mahalnya harga gas industri. Padahal, gas menjadi bahan bakar dengan kontribusi biaya yang paling besar dalam produksi baja.
“Pabrik-pabrik ini belum bisa beroperasi karena harga gas yang masih tinggi. Kami konsentrasi dulu pada proyek-proyek yang sedang berjalan, seperti blast furnace yang harus beroperasi tahun ini,” kata Presiden Direktur Krakatau Steel, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, kepada pers di Jakarta, kemarin.
Harga gas saat ini, menurut Mas Wigrantoro, memakan biaya produksi sekitar 51%, dan cukup memberatkan industri. Untuk itu, diperlukan harga gas yang kompetitif agar bisa mengoperasikan kembali pabrik-pabrik tersebut.
“Kami dapat US$6 per mmbtu, tapi jumlahnya sedikit. Sementara yang jumlahnya banyak masih US$9,3 per mmbtu dan perseroan sedang berupaya mendapatkan harga gas yang efisien tadi, seharga US$6 per mmbtu,” papar dia.
Saat ini, lanjut Mas Wigrantoro, pihaknya tengah fokus pada proyek-proyek yang sedang berjalan, seperti peningkatan produksi di Hot Strip Mill (HSM), Cold Rolling Mill (CRM), dan blast furnace.
“Perseroan menekankan prinsip kehati-hatian, jadi nanti kalau sudah jalan tidak ada masalah yang bisa membuat tertunda lama. Diharapkan, pabrik berkapasitas 1,2 juta ton ini bisa rampung pada Juli mendatang dan pabrik senilai US$656,3 juta ini bisa mulai beroperasi komersil pada September atau Oktober 2017,” ujar Mas Wigrantoro.
Target Produksi 2025
Pemerintah menargetkan Indonesia siap mandiri di industri baja karena dengan adanya klaster industri baja di Cilegon dengan kapasitas produksi 10 juta ton baja pada 2025. Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Steel Conference 2017.
“Industri baja sebagai salah satu prioritas yang tengah kami kembangkan. Sektor ini sebagai mother of industry karena produknya merupakan bahan baku utama bagi kegiatan sektor industri lainnya,” kata Airlangga.
Airlangga menambahkan, industri baja terbesar saat ini dimiliki oleh PT Krakatau Steel Tbk (KS), sehingga pemerintah mendorong BUMN baja ini untuk mendukung pencapaian kapasitas produksi tersebut.
Dengan kapasitas tersebut, lanjut Airlangga, diharapkan industri baja hilir bisa semakin tumbuh, di mana saat ini masih terjadi defisit anggaran.
“Saat ini kan ada over supply dari China. Jadi, kami melihat masalah standarisasi dan safeguard jika ada persaingan tidak sehat. Tapi sejauh itu bersaing dengan sehat ya kita lepaskan di pasar,” tegas Airlangga.
Kapasitas produksi PT KS digabungkan dengan PT Krakatau Posco saat ini mencapai 4,5 juta ton. Angka tersebut akan segera meningkat kembali dengan beroperasinya pabrik HSM 2 berkapasitas 1,5 juta ton pada akhir tahun 2019, sehingga total akan mencapai 6 juta ton. Artinya, hanya perlu tambahan 4 juta ton untuk mencapai proyek 10 juta ton dari klaster tersebut.
Pelaku Industri Optimis
Pelaku industri baja optimistis menghadapi 2017 karena dinilai memiliki harapan yang cemerlang, demikian disampaikan Ketua Asosiasi Industri Besi dan Baja (IISIA) Hidayat Triseputro. “Betul, kami harapkan bisa tumbuh positif. Bersyukur bisa lebih dari 7%-8%,” kata Hidayat.
Hidayat menyampaikan, harapan cemerlang tersebut dapat diprediksi dari harga gas untuk industri baja yang turun mulai 1 Januari 2017. Selain itu, tambahnya, proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang masih berlanjut juga akan memberikan angin segar bagi industri ini.
Hidayat menambahkan, penurunan harga gas untuk industri baja juga diyakini akan meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing.
Namun, menurut Hidayat, yang masih menjadi tantangan industri baja tahun ini adalah pengamanan industri baja nasional dari serbuan baja impor dengan harga yang dinilai tidak sesuai.(*/berbagai sumber/tim redaksi 05)

CV. RAYA TEKNIK INDONESIA MENJUAL FILTER (AIR FILTER, FUEL FILTER, OIL FILTER, HYDRAULIC FILTER, TRANSMISSION FILTER, DLL) DAN SPARE PART KHUSUS UNTUK ALAT BERAT (HEAVY EQUIPMENT), GENSET , INDUSTRI, TRUCK DENGAN MEREK :

- GENUINE (KOMATSU, CATERPILLAR, MITSUBISHI, DLL)
- DONALDSON
- FLEETGUARD
- BALDWIN
- MANN
- RACOR
- FHAS
- GRIFFIN
- SAKURA
- HENGST
- PROGUARD
- JIMCO
- UNION
- DLL.


MENERIMA PEMBUATAN FILTER SESUAI DENGAN SPESIFIKASI DARI CUSTOMER. 

* HARGA FILTER UDARA,FILTER OLI, FILTER SOLAR DAN FILTER HIDROLIS YANG KOMPETITIF.


UNTUK STOCK DAN HARGA, SILAHKAN HUBUNGI :

MARKETING

RICO 081217696856 (WHATAPPS)
WEBSITE: HTTP://DISTRIBUTORFILTER.BLOGSPOT.CO.IDHTTP://RAYATEKNIKINDO.BLOGSPOT.CO.ID/
                RAYATEKNIKINDO.INDONETWORK.CO.ID
EMAIL : RAYATEKNIK.INDO@GMAIL.COM




Minggu, 18 Juni 2017

Perkembangan Otomotif di Indonesia

otomotif-di-indonesia

Indonesia memiliki perkembangan yang cukup menakjubkan pada dunia otomotif. Tidak hanya sekedar pernyataan belaka namun hal ini juga didukung oleh segelintir peneliti yang melakukan analisa terhadap perkembangan otomotif yang ada di Indonesia.
Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Vijay Rao, Automotive and Transportation Practice Frost & Sullivan, yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu perkembangan otomotif terbesar di ASEAN setelah Thailand. Frost & Sullivan memprediksi Indonesia akan menjadi pasar otomotif terbesar di ASEAN pada 2019 dengan total kendaraan mencapai 2,3 juta. Perkembangan ini dipicu oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil, peningkatan kelas menengah dan peningkatan investasi sektor otomotif serta pemberlakuan regulasi otomotif yang mendukung pertumbuhan pasar.
Selain Vijay Rao, peneliti lain dari Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Noegardjito, juga menyatakan risetnya di Seminar Prospek Industri Otomotif Nasional Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 bahwa penjualan otomotif di Indonesia hanya berbeda sekitar 100 ribu unit atau 7,5 % dari Thailand dan pertumbuhan penjualan domestik Indonesia dinyatakan dapat mencapai 23,6% per tahun.
Dalam seminar tersebut, beliau juga menyatakan bahwa dalam persaingan dengan negara-negara ASEAN terutama dengan Thailand, Indonesia memiliki keunggulan pada jenis kendaraan seperti MPV, truck, pick-up. Namun masih lemah untuk jenis kendaraan sedan yang saat ini masih dikuasai Thailand, sehingga beliau mempertegas bahwa beliau dan tim akan turut serta merebut pasar ASEAN karena pasar otomotif di Indonesia tumbuh berkembang dengan pesat dan menjadi pendorong agar pasar dalam negeri tidak diisi oleh produk-produk luar.
Tidak tinggal diam, Indonesia saat ini juga tengah bekerja keras menyalip Thailand dalam produksi serta ekspor kendaraan roda empat dan memperkuat daya saing industri otomotif nasional agar tidak tenggelam dengan produk-produk impor.

Produk otomotif ternama seperti Honda, Isuzu, KIA, Mazda, Daihatsu, General Motor, VolksWagen dan lainnya juga tidak mau kalah untuk menambah kapasitas produksinya karena besarnya potensi pasar mobil di Indonesia. Bahkan pendatang baru dari India yaitu TATA Motor akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksinya. Toyota bahkan telah menyiapkan investasi sebesar 41,3 milyar yen untuk menambah kapasitas produksi di pabrik Karawang II dari 70.000 unit menjadi 120.000 unit. Krama Yudha Tiga Berlian sebagai pemegang merek Mitsubishi juga tidak mau kalah dengan menyiapkan investasi sebesar Rp 250 milyar Rupiah untuk membangun pabrik baru di Pulogadung. Nissan juga telah menyiapkan investasi sebesar 400 juta US Dolar untuk menambah kapasitasnya dari 100.000 unit menjadi 250.000 unit dan masih banyak pesaing lainnya yang tidak mau kalah untuk meningkatkan investasi industri otomotif mereka di Nusantara ini.
Berita otomotif terbaru juga menemukan bahwa ternyata produsen mobil asal Tiongkok yaitu Build Your Dream Company Ltd (BYD) juga tergiur ingin menikmati kemajuan bisnis otomotif Indonesia dengan menyiapkan investasi awal sebesar 200 juta US Dolar atau setara dengan 1,8 trilliun Rupiah.
Banyaknya investor yang mulai melirik menandakan bahwa Indonesia memang memiliki potensi yang besar dalam industri otomotif ini.

Inovasi Otomotif di Indonesia

Dengan pertumbuhan otomotif mobil yang cukup pesat di Indonesia, secara tidak langsung juga meningkatkan pengetahuan warga Indonesia akan otomotif. Banyak tipe dari berbagai merek mobil yang dapat kita ketahui seperti MPV (Multi Purpose Vehicle), SUV (Sport Utility Vehicle), sedan, pick up, coupe, dan tipe lainnya. Sehingga konsumen tentu akan mempertimbang tipe mobil terlebih dahulu sesuai kebutuhan.
Terlepas dari tipe yang telah disebutkan, beberapa merek mobil juga berlomba-lomba untuk membuat inovasi terbarunya dengan meluncurkan mobil dengan teknologi terkini demi ketangguhan dan kenyamanan pengemudi seperti teknologi CVT (Continuously Variable Transmission)
Berbeda dengan transmisi manual dan otomatis yang dapat dijumpai pada mobil-mobil produksi tahun yang lebih lama, yang memanfaatkan sistem gear, CVT mencoba menciptakan perbandingan putar dengan memanfaatkan sabuk (belt) dan puli. Puli pada CVT ini sangat fleksibel dimana dapat mengurangi ataupun menambah diameternya dan menghasilkan perubahan rasio yang diharapkan.
Namun sayang, saking halusnya CVT, ia tidak dapat terlalu diandalkan dalam menghasilkan tenaga dengan kapasitas besar. Inilah sebabnya mengapa sistem CVT ini biasanya hanya digunakan pada mobil-mobil berukuran compact atau kecil.
Dengan menilai merek dan tipe mobil baru yang masuk ke Indonesia beserta teknologinya yang cukup canggih, dunia otomotif Indonesia dapat dikatakan memiliki prospek yang cukup bagus ke depannya.

Masa Depan Otomotif Indonesia

otomotif

Ekonomi yang terus tumbuh serta potensi pasar yang besar menjadikan Indonesia sebagai jantung pasar otomotif ASEAN. Bukan tidak mungkin, nantinya Indonesia juga menjadi basis produksi kendaraan bermotor terbesar di Asia Tenggara. Direktur Corporate and External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), I Made Dana Tangkas menjelaskan nantinya pusat pasar otomotif ASEAN akan beralih ke Indonesia. Menurutnya, bukan suatu hal yang mustahil jika nantinya sentra industri otomotif di Asia Tenggara akan berpusat di tanah air ini.
Pasar otomotif terutama pasar mobil di Indonesia akan semakin menjanjikan di masa depan. Praktisi yang telah 25 tahun berkecimpung di dunia otomotif itu menjelaskan pasar mobil akan sukses karena Indonesia memiliki jumah penduduk yang besar namun dengan rasio kepemilikan mobil yang kecil.
Di Malaysia, rasio kepemilikan mobil berada pada angka 334 mobil per 1000 orang. Di Thailand memiliki rasio 165 mobil per 1000 orang. Sedangkan rasio di Indonesia teletak di angka 77 mobil per 1000 orang. Penjualan mobil di Indonesia selama 2014 mencapai 1,2 juta unit ditambah dengan 170 ribu unit untuk diekspor. Namun perlu diwaspadai, negara ASEAN yang berpotensi mengejar angka-angka tadi adalah Thailand. Meskipun sepanjang 2014 Thailand hanya mampu menjual mobil sebanyak 950.000 unit di pasar lokalnya, kemampuan produksi di sana lebih tinggi dibanding Indonesia.
Dalam tujuh tahun terakhir, antara 2006-2013, pertumbuhan penjualan mobil di Indonesia mencapai 23,4 persen. Hingga pada 2012, sejarah datang saat menembus angka 1 juta unit, tepatnya 1,1 juta unit. Angka itu kemudian meningkat lagi pada tahun 2013 karena ada 1.229.901 unit mobil yang terjual.
Menurut beliau, tahun lalu, angka penjualan mobil mampu mencapai 1,2 juta unit dengan produksi 1,3 juta unit. Tahun ini ekspor mobil CBU dari Indonesia diperkirakan bisa tembus 200.000 unit. Dengan angka ini saja, Indonesia menahbiskan diri sebagai pasar mobil terbesar di ASEAN karena pada saat yang sama, pasar Thailand hanya mampu menyerap 882.000 unit. Tahun 2015 ini, penjualan Thailand diprediksi akan berada di angka 950.000-1.000.000 unit, sedangkan Indonesia diprediksi akan mampu kembali menginjak angka 1,2 juta unit sehingga perkembangan industri otomotif Indonesia akan terus berkembang pesat dan akan menjadi yang terbesar di ASEAN.

CV. RAYA TEKNIK INDONESIA MENJUAL FILTER (AIR FILTER, FUEL FILTER, OIL FILTER, HYDRAULIC FILTER, TRANSMISSION FILTER, DLL) DAN SPARE PART KHUSUS UNTUK ALAT BERAT (HEAVY EQUIPMENT), GENSET , INDUSTRI, TRUCK DENGAN MEREK :

- GENUINE (KOMATSU, CATERPILLAR, MITSUBISHI, DLL)
- DONALDSON
- FLEETGUARD
- BALDWIN
- MANN
- RACOR
- FHAS
- GRIFFIN
- SAKURA
- HENGST
- PROGUARD
- JIMCO
- UNION
- DLL.


MENERIMA PEMBUATAN FILTER SESUAI DENGAN SPESIFIKASI DARI CUSTOMER. 

* HARGA FILTER UDARA,FILTER OLI, FILTER SOLAR DAN FILTER HIDROLIS YANG KOMPETITIF.


UNTUK STOCK DAN HARGA, SILAHKAN HUBUNGI :

MARKETING

RICO 081217696856 (WHATAPPS)
WEBSITE: HTTP://DISTRIBUTORFILTER.BLOGSPOT.CO.IDHTTP://RAYATEKNIKINDO.BLOGSPOT.CO.ID/
                RAYATEKNIKINDO.INDONETWORK.CO.ID
EMAIL : RAYATEKNIK.INDO@GMAIL.COM




Senin, 12 Juni 2017

Perkembangan Industri di Indonesia



A. Perkembangan Industri di Indonesia.

            Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya. Dengan demikian, industri merupakan bagiaan dari proses produksi. Bahan-bahan industry diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industry itu disebut dengan peridustrian. Industry (perindustrian) di Indonesia merupakan salah satu komponen perekonomian yang penting. Perindustrian memungkinkan perekonomian kita berkembang pesat dan semakin baik, sehingga membawa perubahan dalam struktur perekonomian nasional. 

     industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial Ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat Industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi Teknologi.

Pada tahun 1920-an industri modern di Indonesia semuanya dimiliki oleh orang asing, walau jumlahnya hanya sedikit. Setelah Indonesia merdeka, Tahun 1951, pemerintah meluncurkan RUP (Rencana Urgensi Perekonomian). Program utamanya menumbuhkan dan mendorong industri kecil pribumi dan memberlakukan pembatasan industri besar atau modern yang dimiliki orang Eropa dan Cina. Pada tahun 1957 sektor industri mengalami stagnasi dan perekonomian mengalami masa teduh, pada tahun 1960-an sektor industri tidak berkembang. Perkembang sektor industri sejak orde baru Akibat karena situasi polotik yang bergejolak, juga disebabkan kurangnya modal dan tenaga ahli yang terampil. Pemberlakuan dua undang-undang baru, PMA tahun 1967 dan PMDN tahun 1968 ternyata mampu membangkitkan gairah sektor industri.


B. Masalah Keterbelakangan Industrialisasi di Indonesia.

            Keadaan sektor industri selama tahun 1950-an dan 1960-an pada umumnya tidak menggembirakan karena iklim politik pada waktu yang tidak menentu. Kebijakan perindustrian selama awal tahun 1960-an mencerminkan filsafat proteksionalisme dan eatisme yang ekstrim, dengan akibat kemacetan produksi. Sehingga produksi sektor industri praktis tidak berkembang (stagnasi). Selain itu juga disebabkan karena kelangkaan modal dan tenaga kerja ahli yang memadai.

            Perkembangan sektor industri mengalami kemajuan yang cukup mengesankan pada masa PJP I, hal ini dapat dilihat dari jumlah usaha, tenaga kerja yang di serap, nilai keluaran yang dihasilkan, sumbangan devisa dan kontribusi pembentukan PDB, serta pertumbuhannya sampai terjadinya krisis ekonomi di Indonesia.

faktor-faktor pembangkit industry di Indonesia antara lain
·        Struktur organisasi
            Dilakukan inovasi dalam jaringan institusi pemerintah dan swasta yang melakukan impor . Sebagai pihak yang membawa,mengubah, mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi.
·        Ideologi
            Perlu sikap dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan suatu teknologi apakah menganut tecno-nasionalism,techno-globalism, atau techno-hybrids.
·        Kepemimpinan
            Pemimpin dan elit politik Indonesia harus tegas dan cermat dalam mengambil keputusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan kepercayaan pasar dalam negeri maupun luar negeri

Faktor-Faktor yang dapat menghambat perkembangan perindustrian adalah:
·        Keterbatasan teknologi
            Kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang teknologi menghambat efektivitas dan kemampuan produksi.
·        Kualitas sumber daya manusia
            Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi penghambat untuk mendapatkan dan mengoperasikan alat alat dengan teknologi terbaru.
·        Keterbatasan dana pemerintah
            Terbatasnya dana pengembangan teknologi oleh pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur dalam bidang riset dan teknologi.
            Industrialisai di Indonesia mengalami kemunduran mulai dari semenjak krisis Ekonomi terjadi di tahun 1998, hal ini terjadi karna suhu politik yang tidak stabil pada saat itu. Akan tetapi kemunduran ini bukanlah berarti Indonesia tidak memiliki modal untuk melakukan Investasi pada industri dalam negeri, tetapi indonesia lebih memfokuskan kepada penyerapan barang hasil produksi industri dalam negeri. Membuka pasar dalam negeri adalah kunci penting bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi karena saat ini pasar Indonesia dikuasai oleh produk produk luar.


C. Kebijakan Industrialisasi.

Pemerintahan orde baru melakukan perubahan-perubahan besar dalam kebijakan perindustrian. Ada tiga aspek kebijakan ekonomi orde baru yang menumbuhkan iklim lebih baik bagi pertumbuhan sektor industri. Ketiga aspek tersebut adalah:
1.                  Dirombaknya sistem devisa. Sehingga transaksi luar negeri menjadi lebih bebas dan lebih sederhana.
2.                  Dikuranginya fasilitas-fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan Negara, dan kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta bersama-sama dengan sektor BUMN.
3.                  Diberlakukannya undang-undang penanaman modal asing (PMA).
            Dalam implementasinya ada empat argumentasi basis teori yang melandasi suatu kebijakan industrialisasi, yaitu :
·                    Keunggulan komperatif
            Negara-negara yang menganut basis teori keunggulan komperatif (comparative advantage) akan mengembangkan sub sektor atau jenis-jenis industri yang memiliki keunggulan komparatif baginya.
·                    Keterkaitan industrial
            Negara-negara yang bertolak dari keterkaitan industrial (industrial linkage) akan lebih mengutamakan pengembangan bidang-bidang kegiatan atau sektor-sektor ekonomi lain.
·                    Penciptaan kesempatan kerja
            Negara yang industrialisasinya dilandasi argumentasi penciptaan lapangan kerja (employment creator) niscaya akan lebih memprioritaskan pengembangan industri-industri yang paling banyak tenaga kerja. Jenis industri yang dimajukan bertumpu pada industri-industri padat karya dan indsutri-industri kecil.
·                    Loncatan teknologi
            Negara-Negara yang menganut argumentasi loncatan teknologi (teknologi jump) percaya bahwa industri-industri yang menggunakan tehnologi tinggi (hitech) akan memberikan nilai tambah yang sangat baik, diiringi dengan kemajuan bagi teknologi bagi industri-industri dan sektor lain.

D. Peranan Sektor Industri Indonesia .
            Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia setelah sektor pertanian. Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia sampai tahun 1999. Bahkan sejak tahun 1991 peran sektor industri mampu menjadi sektor utama dengan mengalahkan sektor pertanian.

Di Indonesia industri dibagi menjadi empat kelompok,berdasarkan tenaga kerja yang terlibat :
1.      Industri rumah tangga
Industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2.      Industri Kecil           
Industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari 10 orang, misalnya industry rumah tangga.
3.      Industri Menengah
Industri yang menggunakan tenaga kerja antara 5-10 orang. Modal usahanya sudah besar, misalnya dalam bentuk CV dan PT.
4.      Industri Besar
Industri yang menggunakan lebih dari 50 orang, dan antara pemimpin perusahaan dan karyawannya tidak saling mengenal. Modal usaha jauh lebih besar dan penjualan hasil produksinyapun lebih luas.

            Perindustrian di Indonesia telah berkembang pesat. Namun perindustrian yang telah maju tersebut tampaknya malah menjadi malapetaka bagi sektor pertanian. Dengan semakin banyaknya pabrik yang berdiri di setiap daerah bahkan daerah pedesaan telah menggusur lahan-lahan pertanian produktif yang jika tetap digunakan dapat menghasilkan komoditas pertanian yang unggul. Selain itu hujan asam yang timbul akibat adanya pencemaran dari gas-gas beracun yang tersebar di udara oleh pabrik-pabrik tersebut dapat merusak tanaman dan tanah sehingga hasil yang didapat sangat tidak bagus bahkan kurang baik jika dikonsumsi oleh manusia.


E. Dampak Industrialisasi di Indonesia.

Berikut ada beberapa dampak positif dari pembangunan industri:
a.        Menambah penghasilan penduduk.
b.       Menghasilkan aneka barang.
c.        Memperluas lapangan pekerjaan.
d.       Mengurangi ketergantungan dengan negara lain.
e.        Memperbesar kegunaan bahan mentah.
f.         Bertambahnya devisa negara.

Berikut dampak negatif dari pembangunan industri:
a.               Terjadinya arus urbanisasi.
b.               Terjadinya pencemaran lingkungan.
c.               Adanya sifat konsumerisme.
d.               Lahan pertanian semakin kurang.
e.               Cara hidup masyarakat berubah.
f.                Limbah industri menyebabkan polusi tanah.
g.                Terjadinya peralihan mata pencaharian.


CV. RAYA TEKNIK INDONESIA MENJUAL FILTER (AIR FILTER, FUEL FILTER, OIL FILTER, HYDRAULIC FILTER, TRANSMISSION FILTER, DLL) DAN SPARE PART KHUSUS UNTUK ALAT BERAT (HEAVY EQUIPMENT), GENSET , INDUSTRI, TRUCK DENGAN MEREK :

- GENUINE (KOMATSU, CATERPILLAR, MITSUBISHI, DLL)
- DONALDSON
- FLEETGUARD
- BALDWIN
- MANN
- RACOR
- FHAS
- GRIFFIN
- SAKURA
- HENGST
- PROGUARD
- JIMCO
- UNION
- DLL.


MENERIMA PEMBUATAN FILTER SESUAI DENGAN SPESIFIKASI DARI CUSTOMER. 

* HARGA FILTER UDARA,FILTER OLI, FILTER SOLAR DAN FILTER HIDROLIS YANG KOMPETITIF.


UNTUK STOCK DAN HARGA, SILAHKAN HUBUNGI :

MARKETING

RICO 081217696856 (WHATAPPS)
WEBSITE: HTTP://DISTRIBUTORFILTER.BLOGSPOT.CO.IDHTTP://RAYATEKNIKINDO.BLOGSPOT.CO.ID/
                RAYATEKNIKINDO.INDONETWORK.CO.ID
EMAIL : RAYATEKNIK.INDO@GMAIL.COM