Rabu, 13 September 2017

Industri Pakan Ternak Masih Andalkan Jagung Impor


JAKARTA - Pemerintah berwacana melakukan penghapusan impor jagung pada tahun 2017. Namun, wacana penghapusan impor jagung ini akan mengancam peternakan unggas. Pasalnya, sampai saat ini industri pakan ternak nasional masih mengandalkan bahan baku jagung impor
Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokasi Indonesia (Himpuli) Ade M Zulkarnain mengatakan, jagung impor dinilai masih cukup dibutuhkan, karena jagung lokal sulit diserap oleh perusahaan pakan. Produksi jagung dalam negeri belum memenuhi prasyarat kadar air yang ditentukan perusahaan.
"Kadar air yang diperlukan perusahaan mencapai 14 persen. Sedangkan jagung hasil produksi lokal lebih dari itu," kata Ade dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (27/5/2016).
Menurutnya, tingginya kadar air jagung lokal karena petani menggunakan cara pengeringan tradisional. Mereka mengeringkan dengan cara menjemur di bawah terik matahari. Waktu pengeringan pun cukup lama, sekitar satu sampai dua minggu.
"Jika ada alat pengering yang memadai, maka waktu pengeringan bisa dilakukan sehari. Sekarang petani panen, langsung dijual ke pengepul, jadi ya harganya rendah, kasihan juga petani," katanya.
Sebelum membendung impor jagung, Ade berharap pemerintah memperhitungkan faktor petani tersebut. Tidak hanya itu, pemerintah juga wajib menimbang berapa produksi jagung lokal, berapa harga dan bagaimana kualitasnya.
"Apakah pemerintah sudah menghitung dengan detail untuk semuanya. Jangan sampai karena kemauan, tidak melihat keadaan real di lapangan, selain itu, jika pakai jagung lokal apakah harga pakan akan kompetitif?," jelas Ade.
Pemerintah diminta menyelesaikan permasalahan pakan dan unggas secara holistis. Roadmaps untuk pakan ternak, sampai persoalan unggas harus di buat untuk membenahi masalah. Data dari Day Old Chick (DOC) harus jelas disetorkan oleh pengusaha, sehingga pemerintah bisa menghitung jumlah pakan yang dibutuhkan.
"Impor jagung tidak haram jika memang masih diperlukan, sembari membenahi ini secara holistik," katanya.
Menurut Ade, jagung merupakan salah satu komoditas penting karena berkaitan dengan pakan ternak. Jika pasokan jagung terganggu, akan mengganggu stabilitas pakan dan produksi unggas.
"Sedangkan ayam adalah salah satu sumber protein, murah dan mudah didapatkan. Sekitar 68 sampai 69 persen dari kebutuhan protein nasional, di suplai oleh ayam. Kalau daging sapi yang konsumsi sedikit, tapi beritanya sudah sangat ramai. Kalau jagung dan daging sapi jelas beda, ayam sangat banyak dikonsumsi masyarakat," imbuhnya.

CV. RAYA TEKNIK INDONESIA MENJUAL FILTER (AIR FILTER, FUEL FILTER, OIL FILTER, HYDRAULIC FILTER, TRANSMISSION FILTER, DLL) DAN SPARE PART KHUSUS UNTUK ALAT BERAT (HEAVY EQUIPMENT), GENSET , INDUSTRI, TRUCK DENGAN MEREK :

- GENUINE (KOMATSU, CATERPILLAR, MITSUBISHI, DLL)
- DONALDSON
- FLEETGUARD
- BALDWIN
- MANN
- RACOR
- FHAS
- GRIFFIN
- SAKURA
- HENGST
- PROGUARD
- JIMCO
- UNION
- DLL.


MENERIMA PEMBUATAN FILTER SESUAI DENGAN SPESIFIKASI DARI CUSTOMER. 

* HARGA FILTER UDARA,FILTER OLI, FILTER SOLAR DAN FILTER HIDROLIS YANG KOMPETITIF.


UNTUK STOCK DAN HARGA, SILAHKAN HUBUNGI :

MARKETING

RICO 081217696856 (WA) / 0819 17465627 ( XL )
WEBSITE: HTTP://DISTRIBUTORFILTER.BLOGSPOT.CO.IDHTTP://RAYATEKNIKINDO.BLOGSPOT.CO.ID/
                RAYATEKNIKINDO.INDONETWORK.CO.ID

EMAIL : RAYATEKNIK.INDO@GMAIL.COM







Tidak ada komentar:

Posting Komentar